Halo Desember


 

Baru saja selesai mencicil pekerjaan. Lumayan lega rasanya meskipun masih belum selesai semuanya setidaknya bisa mengurangi.

Tentu aku tidak akan menceritakan mengenai pekerjaanku.

Tepat, sekarang pukul 00.00 masuk bulan Desember. Detik ini mulai dengan 1 Desember 2021. Sebelum aku menulis kesana kemari, aku hanya ingin mengucap syukur atas apa yang sudah berani aku jalani, terlewati. Ya, meskipun masih terasa sakit rasanya luka ini tapi setidaknya ia mampu bersahabat dengan waktu untuk terus berjalan, melanjutkan hidup.

Terima kasih, luka, sudah menemaniku sejauh ini. Terima kasih waktu sudah mengizinkanku untuk merasakannya. Terima kasih untuk diri sendiri meskipun aku tahu perihnya saat ini yang masih harus aku tanggung tapiiiii semua akan berlalu. Mungkin besok saat aku bangun tidur? Atau lusa saat aku pulang ke ruang sepi? Minggu depan? Bulan depan, saat lantunan piano Holy Night mulai sering terdengar? Tahun depan? Tahun depannya lagi? Entahlah, kapanpun itu, silakan atur saja.

Aku selalu berdoa agar semua orang yang aku sayangi selalu dalam kedamaian hati. Kebahagiaan. Kesehatan.

Senang rasanya membayangkan menemukan bahagia. Semoga, ucap doaku dalam hati. Saat ini, sampai nanti, biarkan apa yang menjadi bagian dalam hidup biar saja tersimpan.

Desember sudah datang. Hei, selamat datang Desember. Hayooo, kamu mau kasih kejutan apa dari Dia? Apapun itu, sini peluk dulu, aku akan terima dengan lapang dada, asal orang-orang yang aku sayangi selalu bahagia.

Apa yang kamu bawa dalam karung ajaib itu, Desember? Beberapa botol wine? Whiskey? Atau, kartu pos dari Bunda Maria? Ya ya ya seperti biasa, seperti yang sudah-sudah kamu masih tetap banyak diamnya. Sungguh kamu mahluk yang misterius, Desember. Tapi tidak apa-apa, aku akan tetap menyambutmu dengan kelegaan hati dan senyuman terbaik yang pernah aku punya.

Hei, boleh aku tanya sesuatu? Kira-kira apa kamu merasa bosan melihatku seperti ini seperti hampir setiap tahun-tahun lalu? Ya, mau gimana lagi? Barangkali aku memang harus lebih lama lagi untuk mempersiapkan diri menyambut segala kemungkinan yang akan terjadi.

Kamu tahu kan aku tidak punya seorang yang bisa diajak berbagi? Kata Sukab, di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa pernah mendengar perkataannya sendiri. Kata-kata sudah luber. Setiap kata bisa diganti maknanya, setiap makna bisa diubah artinya. Kamu jangan gitu loh ya, Desember. Ndak baik, bukan?

Ya Sudah, nanti kalau kamu pergi saat aku belum siap, aku hanya mau titip pesan ke Dia untuk menjagamu agar selalu baik-baik saja. Jaga kesehatannya ya, Desember.

Jakarta, 1 Desember 2021 pukul 00.23.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bentuk Kekerasan Atas Nama Agama (Terorisme) dan Upaya Rekonsiliasi

Seni Memahami: Hermeneutik Schleiermacher dan Dilthey (1)