Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Halo Desember

Gambar
  Baru saja selesai mencicil pekerjaan. Lumayan lega rasanya meskipun masih belum selesai semuanya setidaknya bisa mengurangi. Tentu aku tidak akan menceritakan mengenai pekerjaanku. Tepat, sekarang pukul 00.00 masuk bulan Desember. Detik ini mulai dengan 1 Desember 2021. Sebelum aku menulis kesana kemari, aku hanya ingin mengucap syukur atas apa yang sudah berani aku jalani, terlewati. Ya, meskipun masih terasa sakit rasanya luka ini tapi setidaknya ia mampu bersahabat dengan waktu untuk terus berjalan, melanjutkan hidup. Terima kasih, luka, sudah menemaniku sejauh ini. Terima kasih waktu sudah mengizinkanku untuk merasakannya. Terima kasih untuk diri sendiri meskipun aku tahu perihnya saat ini yang masih harus aku tanggung tapiiiii semua akan berlalu. Mungkin besok saat aku bangun tidur? Atau lusa saat aku pulang ke ruang sepi? Minggu depan? Bulan depan, saat lantunan piano Holy Night mulai sering terdengar? Tahun depan? Tahun depannya lagi? Entahlah, kapanpun itu, silakan atur saja

Jurnal Peter

Catatan ini aku mulai pukul 21.30 ketika bulan tergantung tenang di langit. Dari seberang jendela kamar udara dingin menyelimuti alam, kuyu seperti malam. Besok libur kerja tapi masih terjebak dalam kegelisahan untuk mengatur bagaimana berdiskusi dengan waktu. sementara kegelisahan terus berlanjut, mari biarkan tangan ini menekan tombol papan ketik dengan sesuka hati. Beberapa minggu ini dalam lingkungan kerja sering terjadi perdebatan yang sepele namun cukup intens.   Aku berusaha memetakan bagaimana pola emosi dari beberapa sudut pandang itu muncul. Sebenarnya menjadi hal yang lumrah terjadi pada hampir setiap tempat kerja terjadi perselisihan. Namun, bagiku ini menjadi hal yang cukup menarik untuk dipahami.  Ketika seseorang yang merasa dalam posisi lemah dan tidak mampu untuk banyak mengubah keadaan lingkungan, maka ada semacam, meminjam istilah Freud, mekanisme defensif atau defense mechanism . Defense mechanism bisa dimengerti sebagai pola reaksi tak sadar yang dipekerja

Dear Peter

  Setelah perjalanan hidup yang singkat membuatmu jatuh bangun dan ditinggalkan sendirian, kini saatnya untuk bangkit dan berjalan kembali. Tidak apa-apa memulai dari nol lagi, mengosongkan hati lagi untuk menerima segala kemungkinan kehendak yang terjadi. Untuk terus memperbaiki diri. Jangan pernah mengutuki diri sendiri sebab apa yang sudah terjadi, tapi berusahalah untuk mendoakan yang terbaik terhadap peristiwa yang sudah dilalui. Terima kasih sudah sejauh ini. Terima kasih sudah sekuat ini. Terima kasih sudah sehebat ini. Terima kasih sudah sesabar ini. Terima kasih sudah menerima. Terima kasih sudah memaafkan. Terima kasih sudah mengampuni. Di depan mungkin saja jalananan yang akan dilewati bisa jauh lebih terjal dan berliku, tapi bagaimanpun tetap bersetialah. Jangan mundur, jangan menyerah, jangan lari. Meskipun saat ini lukamu juga belum sembuh, teruslah berjalan. Terus melangkah. Jangan membalas, jangan mendendam, jangan marah. Tidak ada hal yang lebih istimewa daripa